Deskripsi Kelakuan seksual berisiko

Beberapa tingkah laku seksual berisiko ialah:[2][3]

  • Seks tanpa menggunakan perlindungan (seperti: kondom)
  • Sentuhan mulut dan alat kelamin tanpa perlindungan (seks oral)
  • Melakukan hubungan seksual pada usia muda
  • Berbilang pasangan seks
  • Seks anal tanpa perlindungan
  • Melakukan hubungan seks dengan pasangan yang telah menggunakan dadah suntikan
  • Bekerja di dunia porno
  • Mempunyai pasangan yang terlibat dalam tingkah laku seksual berisiko

Selain itu, perilaku lainnya seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang sangat meningkatkan risiko terhadap penyakit lain seperti gonorea, klamidia, trikomoniasis, hepatitis B, dan HIV/AIDS. Trauma dari seks anal juga telah diidentifikasi sebagai perilaku seksual berisiko.[4] Remaja dapat memiliki kehidupan seks yang aktif namun tanpa disertai pengetahuan yang cukup mengenai pencegahan penularan PMS atau kehamilan. Perilaku seksual berisiko juga dapat memunculkan risiko penyakit lain selain PMS seperti kanker serviks, kehamilan ektopik, hingga infertilitas.[4]

Tingkah laku lain seperti penggunaan kondom yang tidak konsisten, penggunaan alkohol, penyalahgunaan dadah, kemurungan, kekurangan sokongan sosial, status penjara, tinggal bersama pasangan, dan pernah menjadi mangsa gangguan seksual juga dikaitkan dengan tingkah laku seksual yang berisiko. Walau bagaimanapun, kajian lanjut diperlukan untuk mengetahui sama ada faktor ini mempunyai hubungan sebab akibat dengan tingkah laku seksual berisiko atau tidak.[5][6] Di samping itu, tingkah laku lain seperti penggunaan alkohol dan dadah yang menyalahi undang-undang sangat meningkatkan risiko penyakit lain seperti gonorea, klamidia, trikomoniasis, hepatitis B, dan HIV/AIDS. Trauma daripada seks dubur juga telah dikenal pasti sebagai tingkah laku seksual yang berisiko.[4] Remaja boleh menjalani kehidupan seks yang aktif tetapi tanpa pengetahuan yang mencukupi tentang pencegahan jangkitan STD atau kehamilan. Tingkah laku seksual yang berisiko juga boleh meningkatkan risiko penyakit selain STD, seperti kanser serviks, hingga ketidaksuburan.[4]